"Dear Calon imamku"
Wahai calon imam ku dimanapun engkau berada, aku berusaha meyakinkan diriku bahwa aku ada di sini dan engkau di sana, kita sedang mempersiapkan diri untuk dipertemukan oleh Alloh. Aku yang tak seberapa ini dan bukan siapa siapa ini menantikan kehadiran mu, untuk meraih ridho dan menggapai berkahNya.
Wahai calon imamku. Andai saat ini kita memang belum baik, mari kita memperbaiki diri. Engkau adalah cerminanku, aku adalah cerminanmu. Terkadang terlintas di benakku " betapa tak baiknya aku ini, betapa tak berharganya aku ini, lalu bagaimanakah calon imamku? jika aku masih tetap seperti ini, jika aku masih segois ini pada dunia dan tak acuh pada akhirat?"
Wahai calon imamku, aku yang banyak kekurangan ini mengkhawatirkan "bisakah aku menjadi makmum terbaik mu? bisakah aku setia pada mu? bisakah aku menerima segala kelebihan dan kekuranganmu?".
Wahai calon imamku sangat jarang aku berfikir bagaimana nanti kau harus belajar memahamiku, sungguh aku lebih takut pada diriku sendiri.
Wahai calon imamku, aku berharap engkau adalah sebaik-baiknya teladan, sebijak-bijaknya pengambil keputusan, sebaik-baiknya rambu rambu perilaku dalam keluarga.
Wahai calon imamku, rezeki yang engkau usahakan dan dapatkan nantinya yang akan membentuk karakter kami (anak dan istrimu), kejarlah rezeki yang halal lagi baik, semoga makanan yang halal dan baik darimu membawa kita ke syurga. Amiin
Wahai calon imamku, aku dan engkau dilahirkan dari rahim, orangtua dan keluarga yang berbeda, namun Alloh menakdirkan kita menjadi satu. Aku mohon pahamilah, kasihilah, sayangilah orangtua dan keluarga ku sebagaimana engkau mengasihi dan menyayangi orangtua dan keluargamu.
Wahai calon imamku, di hari di mana nanti kita telah dipertemukan, marilah kita ikhlas menerima apa yang telah menjadi ketentuanNya.
Wahai calon imamku, sertakan lah aku dalam doa-doamu.
Semoga Alloh mempertemukan kita, mengikat kita dalam ikatan yang suci dan diberkahi.
Amiin Ya Rabbal'alamin
Wa
Wahai calon imamku. Andai saat ini kita memang belum baik, mari kita memperbaiki diri. Engkau adalah cerminanku, aku adalah cerminanmu. Terkadang terlintas di benakku " betapa tak baiknya aku ini, betapa tak berharganya aku ini, lalu bagaimanakah calon imamku? jika aku masih tetap seperti ini, jika aku masih segois ini pada dunia dan tak acuh pada akhirat?"
Wahai calon imamku, aku yang banyak kekurangan ini mengkhawatirkan "bisakah aku menjadi makmum terbaik mu? bisakah aku setia pada mu? bisakah aku menerima segala kelebihan dan kekuranganmu?".
Wahai calon imamku sangat jarang aku berfikir bagaimana nanti kau harus belajar memahamiku, sungguh aku lebih takut pada diriku sendiri.
Wahai calon imamku, aku berharap engkau adalah sebaik-baiknya teladan, sebijak-bijaknya pengambil keputusan, sebaik-baiknya rambu rambu perilaku dalam keluarga.
Wahai calon imamku, rezeki yang engkau usahakan dan dapatkan nantinya yang akan membentuk karakter kami (anak dan istrimu), kejarlah rezeki yang halal lagi baik, semoga makanan yang halal dan baik darimu membawa kita ke syurga. Amiin
Wahai calon imamku, aku dan engkau dilahirkan dari rahim, orangtua dan keluarga yang berbeda, namun Alloh menakdirkan kita menjadi satu. Aku mohon pahamilah, kasihilah, sayangilah orangtua dan keluarga ku sebagaimana engkau mengasihi dan menyayangi orangtua dan keluargamu.
Wahai calon imamku, di hari di mana nanti kita telah dipertemukan, marilah kita ikhlas menerima apa yang telah menjadi ketentuanNya.
Wahai calon imamku, sertakan lah aku dalam doa-doamu.
Semoga Alloh mempertemukan kita, mengikat kita dalam ikatan yang suci dan diberkahi.
Amiin Ya Rabbal'alamin
Wa
Komentar
Posting Komentar